Sajak Karya Hamka

.
Di atas runtuhan Melaka
Lama penyair termenung seorang diri
ingat Melayu kala jayanya
pusat kebesaran nenek bahari

Di sini dahulu laksamana Hang Tuah
satria moyang Melayu sejati
jaya perkasa gagah dan mewah
"tidak Melayu hilang di bumi"

Di sini dahulu payung berkembang
megah bendahara Seri Maharaja
bendahara cerdik tumpuan dagang
lubuk budi laut bicara

Pun banyak pula penjual negeri
mengharap emas perak bertimba
untuk keuntungan diri sendiri
biarlah bangsa menjadi hamba

Inilah sebab bangsaku jatuh
baik dahulu atau sekarang
inilah sebabnya kakinya lumpuh
menjadi budak jajahan orang

Sakitnya bangsaku bukan di luar
tapi terhunjam di dalam nyawa
walau diubat walau ditawar
semangat hancur apakan daya

Janji Tuhan sudah tajalli
mulialah umat yang teguh iman
Allah tak pernah mungkir janji
tarikh riwayat jadi pedoman

malang mujur nasibnya bangsa
turun dan naik silih berganti
terhenyak lemah naik perkasa
tergantung atas usaha sendiri

Riwayat lama tutuplah sudah
sekarang buka lembaran baru
baik hentikan termenung gundah
apalah guna lama terharu

Bangunlah kekasih ku umat Melayu
belahan asal satu turunan
bercampur darah dari dahulu
persamaan nasib jadi kenangan

Semangat yang lemah buanglah jauh
jiwa yang kecil segera besarkan
yakin percaya iman pun teguh
zaman hadapan penuh harapan

----------------------------------------
*Puisi Buya Hamka Untuk Pak Natsir*

Kepada Saudaraku M. Natsir

Meskipun bersilang keris di leher
Berkilat pedang di hadapan matamu
Namun yang benar kau sebut juga benar

Cita Muhammad biarlah lahir
Bongkar apinya sampai bertemu
Hidangkan di atas persada nusa
Jibril berdiri sebelah kananmu
Mikail berdiri sebelah kiri

Lindungan Ilahi memberimu tenaga
Suka dan duka kita hadapi
Suaramu wahai Natsir, suara kaum - mu
Kemana lagi, Natsir kemana kita lagi
Ini berjuta kawan sepaham

Hidup dan mati bersama -sama
Untuk menuntut Ridha IlahiD
an aku pun masukkan
Dalam daftarmu …….!

--------------------------------------
*Kata-kata Mutiara Buya Hamka*

Ini adalah Kata kata Mutiara Buya Hamka

Tahan menderita kepahitan hidup sehingga penderitaan menjadi kekayaan adalah bahagia

Kenal akan keindahan dan sanggup menyatakan keindahan itu kepada orang lain adalah bahagia

Sewaktu kecil anak-anak lelaki menjadi perhiasan mata karena lucunya, karena dia tumpuan harapan, maka setelah dia besar, dia menjadi kebanggaan karena kejayaan hidupnya

Ikhlas dan sejati akan bertemu di dalam senyuman anakkecil, senyum yang sebenarnya senyum, senyum yang tidak disertai apa-apa

Kegunaan harta tidak dimungkiri -Tetapi ingatlah yang lebih tinggi ialah cita-cita yang mulia

Adil ialah menimbang yang sama berat, menyalahkan yang salah danmembenarkan yang benar, mengembalikan hak yang empunya dan jangan berlaku zalim di atasnya

Berani menegakkan keadilan, walaupun mengenai diri sendiri, adalah puncak segala keberanian

Yang benar tetap benar, yang salah tetap salah.

Kaya dan miskin di hadapan keadilan adalah sama

Berkisar dan berpaling dari keadilan kerana dorongan hawa nafsu hanyalah mempersulitkan diri sendiri

Kata - kata yang lemah dan beradab dapat melembutkan hati dan manusia yang keras Hawa nafsu membawa kesesatan dan tidak berpedoman dan akal menjadi pedoman menuju keutamaan.

Hawa nafsu menyuruh mengelamun, berangan-angan, tetapi akal menyuruh menimbang

Tidak semua orang yang menolak kebenaran itu tidak tahu bahwa yang ditolakkanya itu benar

Tiga rukun yang benar dan perlu dalam mencapai utama yaitu dengan tabiat,dengan pengalaman dan dengan pelajaran.

Adapun musuh yang sentiasa menghalangi manusia mencapai keutamaan yalah hawa- nafsu yang menyebabkan marah dan dengki

6 komentar:

  1. apa bisa karya karya hamka dari tahun diatas 70an karna saya ingin lebih tau karya karya hamka
    tarima kasih

    BalasHapus
  2. Buya Hamka...
    karya-karya beliau sungguh luar biasa!
    *kagum*

    BalasHapus
  3. subhannallah,,,kata-katanya bijak,,
    mudah-mudahan saya calon generasi buya hamka jga ea,,,

    BalasHapus
  4. Karya karya Buya Hamka,,sangat bermakna beliu seorang sastrawan,ulama,sekaligus politikus yg bijaksana dan kritis

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah... paklik saya kenalkan buku buku Buya Hamka sejak saya kecil...

    BalasHapus
  6. Ulama intelek harapan bangsa tidak radikal tapi taat pada agama ,,, flexible dalam penampilannya agama dan umum dikuasainya ...

    BalasHapus