Pemikiran Buya Hamka Memiliki Pengaruh Kuat di Malaysia


Photo : Danau Maninjau, Desa Kelahiran buya Hamka

Kapanlagi.com - Pemikiran Buya Hamka (alm), ulama dan penulis Islam Indonesia modern yang produktif, berpengaruh kuat di Malaysia melalui berbagai karyanya yang tersebar luas di negara jiran tersebut.

"Karyanya berpengaruh dalam bidang pendidikan, etika, dan dakwah di Malaysia. Banyak tokoh di Malaysia yang mengaku sebagai murid dari (pemikiran) Hamka," kata Dr Muhammad Uthman El Muhammady dari ISTAC (International Institute of Islamic Thought and Civilization) Malaysia dalam Dialog Terbuka "100 Tahun Buya Hamka" di Masjid Al Azhar, di Jakarta, Senin.

Muhammad Uthman mengatakan, sejumlah tokoh yang terpikat oleh pemikiran Buya Hamka antara lain sastrawan Malaysia S Othman Kelantan dan Mufti Penang Dato Hassan Ahmad.
Menurut Uthman, S Othman menilai karya sastra Hamka seperti novel "Di Bawah Lindungan Ka`bah" dan "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijht" memiliki nilai estetika yang tinggi.
Sedangkan Hassan Ahmad, ujar Uthman, menilai Hamka adalah penjelmaan masa kini dari salah satu pemikir besar Islam dari abad ke-11, Imam Al Ghazali.

"Sosok lainnya yang mengagumi Hamka di Malaysia adalah Ismail Hussein (budayawan dari Universiti Malaya)," katanya.
Menurut Uthman, Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka merupakan tafsir Al Qur`an terbesar yang pernah ditulis dalam rumpun bahasa Melayu yang bukan bersifat terjemahan.
Ia mengutarakan, Hamka dapat digolongkan sebagai pemikir Islam yang moderat dan sangat toleran serta tidak terjebak dalam pemikiran posmodernis Barat yang dipenuhi dengan konsep relativisme moral.

Uthman juga mengemukakan, Hamka adalah tokoh yang berpegang teguh pada pendapat yang diyakininya tetapi selalu mengutarakan argumennya dengan gaya yang elegan.
"Dalam berbeda pendapat, Hamka sangat beradab dalam menanggapinya dan tidak menjadi intellectual cowboy," katanya.

Hamka merupakan kepanjangan Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Ulama itu pernah mengundurkan diri dari MUI pada 1981 karena berbeda pendapat dengan pemerintah Orde Baru.

Hamka dilahirkan di Sungai Batang, Sumatera Barat, pada 16 Februari 1908. Dia wafat pada 24 Juli 1981.

Kegiatan lainnya di lingkungan Al Azhar untuk memperingati seabad Buya Hamka antara lain festival budaya, pemutaran film Buya Hamka, peluncuran buku "100 Tahun Buya Hamka" dan situs www.buyahamka.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar